Kamis, 31 Juli 2014

Menerapkan Ilmu Bersepeda Dalam Hiking. Bisakah?

ini orang naik gunung
ini orang sepedaan
sumber foto: random thread kaskus




Hiking dan bersepeda ( yang saya maksud disini adalah uphill) pada dasarnya memiliki banyak kesamaan. Dan persamaan yang utama adalah sama - sama bikin capek. Hahahahaha.
Tapi serius ini loh, banyak teknik dalam bersepeda yang saya terapkan dalam teknik berjalan ketika hiking. Dan ternyata lumayan membantu, waktu tempuh menjadi lebih singkat dan energi tak terlalu banyak terbuang percuma. 

Apa saja? Sebelum saya jelaskan lebih jauh, disini saya hanya membicarakan teknik berjalan saat hiking. Disini saya memposisikan anda adalah seorang pendaki yang cukup berpengalaman, mengetahui dasar ilmu pendakian, dan memakai peralatan/gear yang cukup mumpuni. Saya juga memposisikan anda hiking ke gunung yang sering anda daki dan hafal jalur pendakian.

1. Pemanasan
Ini penting. Seringkali kita lupakan pentingnya pemanasan.  Saya aja juga sering lupa kok. Sebelum mulai sepedahan nanjak biasanya saya melakukan pemanasan dengan mengayuh sepeda dengan gear kecil sehingga kayuhan "ngiclik". Saat hiking biasanya saya melakukan perenggangan otot, dan saat hiking 1 km pertama berjalan dengan langkah kecil namun agak cepat

2. Shifting
Tuhan sudah menciptakan integrated groupset pada diri kita, berterima kasihlah. Saat jalan masih cenderung datar, kita bisa berjalan dengan langkah besar. Semakin curam tanjakan, perkecil langkah kaki kita. Sama dengan shifting saat bersepeda bukan. Biasanya saya selalu menyeimbangkan langkah kaki dengan irama degup jantung. Apabila saat berjalan degup jantung naik, perkecil langkah. Begitu pula sebaliknya. Atur irama. Mungkin pada awalnya memang agak sulit, tapi lama - kelamaan kita akan tahu irama kita sendiri

3. Atur Pernafasan
Atur irama nafas dengan langkah kita. Jangan sampai terengah - engah. Untuk tanjakan 45 derajat ke atas, teknik yang saya pakai adalah saat kaki kanan melangkah, ambil nafas. Saat kaki kiri melangkah, buang nafas. Untuk tanjakan 45 derajat ke bawah, saya biasa satu tarikan nafas 4 langkah. Pernafasan berkaitan erat dengan shifting diatas tadi. Lama kelamaan anda akan terbiasa. Intinya seimbangkan irama nafas, langkah kaki, dan degup jantung.

4. Istirahat
Jangan terlalu lama beristirahat. Terlalu lama beristirahat akan mengakibatkan otot yang panas kembali dingin. Dan saat kita berjalan lagi kita seolah memulai dari awal lagi. Biasanya saya beristirahat hanya untuk minum air, makan cemilan, dan aklimatisasi.

5. Ngoyo = Cepat Capek
Baik uphill maupun hiking, terlalu ngoyo berujung pada tenaga yang cepat terkuras. Santai saja.

Dikit amat. Bahasanya bikin bingung ya? Ya sama, situ yang baca aja bingung, saya yang nulis aja bingung kok.
Sebenarnya masih ada lagi, cuman saya bingung gimana nulisnya. Intinya adalah seimbangkan nafas, langkah, dan irama degup jantung. Takar sesuai kemampuan anda. Karena etiap orang kemampuannya tidak sama.
Dengan cara seperti diatas, saya bisa ke Ranu Kumbolo sekitar 2 jam, Ranu Kumbolo - Kalimati 1,5 jam. Dengan beban di punggung sekitar 19kg. Dengkul mah biasa aja, yang penting bisa teknik jalannya dijamin lancar.
Oiya, trekking pole juga sangat membantu, kalau di sepeda bisa diibaratkan dengan cleat.
Udah ya. Gitu aja dulu deh -_-



1 komentar:

  1. Salam kenal, khabar gimana, udah wisuda kan?. Kok ga pernah nulis lagi sih...

    BalasHapus